Jumat, 27 Februari 2009

LATIHAN KOPASSUS DI AUSTRALIA

Latihan Kopassus di Australia

Apa Latar Belakangnya?

Wawancara Ranesi

26-10-2005

kopassus.jpgHarian Australia, Sydney Morning Herald melaporkan pasukan khusus Australia berencana melatih Kopassusnya Indonesia. Mayjen Syaiful Rizal bahkan sudah membenarkan bahwa latihan akan dimulai tahun depan. Menurut Rizal kerja sama ini menunjukkan bahwa Indonesia dan Australia mempunyai komitmen kuat untuk memberantas terorisme. Kami bertanya kepada Gerry van Klinken, pakar Australia pada Universitas Leiden, apa sebenarnya latar belakang ide melatih Kopassus.

Australia mau
Gerry van Klinken [GvK]: "Latihan bersama seperti itu sudah sering dilakukan di masa lalu. Tetapi karena keterlibatan Kopassus di dalam berbagai peristiwa pelanggaran hak-hak asasi manusia, terutama pada tahun 1998, reformasi di Indonesia, dan juga peristiwa pembumihangusan di Timor Timur tahun 1999, maka hubungan itu putus. Ini atas desakan kelompok-kelompok pro demokrasi, baik di Indonesia maupun di Australia. Sekarang mau dicoba lagi dengan dalih anti-terorisme."

Radio Nederland [RN]: "Juga dilaporkan bahwa pemerintah Australia masih harus menyetujui latihan dengan Kopassus. Jadi masih harus menunggu sampai mendapat lampu hijau ya, dari pemerintah Canberra?"

GvK: "Saya kira justru inisiatifnya datang dari pemerintah di Canberra. Barangkali Jakarta juga ada keinginan seperti itu. Tetapi pemerintah Australia kayaknya mau saja. Yang keberatan bukan pemerintah tapi di pihak-pihak pro demokrasi saya kira yang keberatan, baik di Indonesia maupun di Australia. Dan itu bisa disuarakan melalui berbagai lembaga, termasuk parlemen dan lain-lain."

Anti-teror
RN: "Dalam rangka apa latihan ini sebenarnya dilakukan menurut Anda?"

GvK: "Dua-duanya menggunakan bahasa anti-teror. Dan bahasa seperti itu yang juga semakin banyak terdengar di negara lain, di Amerika Serikat, di Eropa Barat juga begitu. Anti-teror sepertinya membenarkan peningkatan di dalam berbagai upaya pengamanan. Pasukan khusus dibayangkan memiliki peran di situ."

"Saya sendiri ragu. Pasukan khusus sebetulnya berguna di medan perang, di Irak atau di Afghanistan seperti itu. Tapi apakah dia berguna untuk mencegah terjadinya bom di dalam tempat minum di Bali?"

Ada agenda lain
RN: "Apakah tidak lebih baik melatih polisi daripada melatih Kopassus? Polisi kan yang selama ini menangani masalah terorisme?"

GvK: "Ya, dan polisi juga yang memiliki satuan anti-teror khusus untuk itu dan sedang dilatih untuk itu. Kemudian polisi juga sedang mengembangkan kemampuan intelijennya. Sepertinya itu yang lebih masuk akal."

"Karena itu saya kira banyak orang akan menduga bahwa justru latihan bersama ini, antara pasukan khusus Indonesia dengan Australia, ada agenda lainnya. Bukan hanya mencegah terjadinya lagi bom Bali III."

KOPASSUS JAGA MAKAM SUHARTO 7 HARI

KARANGANYAR - Pak Harto, jenderal besar, sudah tidur panjang di tempat peristirahatan terakhirnya. Prosesi pemakamannya dilakukan dengan upacara militer level tertinggi. Bahkan, prosesi pemakaman paling agung dan paling terhormat yang pernah ada di negeri ini.

Upacara dipimpin langsung oleh Presiden SBY. Petugas perwira tinggi yang memegang bendera merah putih penutup proses pemakaman, dilakukan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, KSAL Laksaman Sumardjono, dan KSAU Marsekal Madya Subadrio.

Dibanding pemakaman mantan Presiden Soekarno, jelas upacara negara yang diberikan kepada Pak Harto lebih besar. Pemimpin upacara pemakaman Bung Karno di Blitar hanya level menteri, yakni Jenderal Maraden Panggabean yang saat itu menjabat menteri pertahanan dan keamanan.

Pak Harto dimakamkan tepat di sebelah ’rumah’ peristirahatan terakhir istrinya, Ny Tien Soeharto, yang mendahului 12 tahun lalu. Penguasa Orde Baru itu mulai masuk liang lahat pukul 12.15 diiringi tembakan salvo. Prosesi tersebut molor dari wasiat almarhum yang menginginkan masuk liang lahat sebelum pukul 11.00.

Molornya pemakaman itu disebabkan sepanjang jalan iring-iringan disambut masyarakat. Beberapa warga terlihat sawur (melempar) bunga dan uang logam yang merupakan tradisi Jawa untuk melepas jenazah ke liang lahat.

Upacara pemakaman di Astana Giribangun dihadiri hampir seluruh pejabat. Tak hanya SBY yang menjadi inpektur, Wapres Jusuf Kalla juga hadir. Sejumlah mantan pejabat di era Orde Baru yang kini sudah sepuh seperti Bustanul Arifin, Ali Alatas, dan Emil Salim harus bersusah payah dibantu ajudan demi menyaksikan pemakaman bekas atasannya itu. Sejumlah sahabat dari luar negeri, seperti mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad dan PM Timor Leste Xanana Gusmao juga hadir.

"Bapak... Selamat jalan Bapak, doa kami menyertaimu," ujar Tutut (Siti Hardiyanti) sembari terisak-isak saat memberi sambutan atas nama keluarga. Adik-adiknya terdiam. Mamiek (Siti Hutami Adiningsih) berkali-kali mengusap air mata. Tommy tertunduk dan terpejam. Sebagian besar pelayat wanita yang memenuhi cungkup menangis.

Putri sulung Pak Harto itu meminta agar rakyat Indonesia memaafkan kesalahan ayahnya. Dia juga mengucapkan terima kasih terhadap perhatian publik dan pemerintah.

Namun, dalam sambutan itu, Tutut tak mengucapkan kelaziman harapan keluarga yang kehilangan orang terdekatnya. Yakni, permintaan kepada masyarakat luas yang mempunyai hubungan piutang dengan almarhum agar diselesaikan dengan keluarga.

SBY yang berbicara sebelumnya menyebut Soeharto sebagai bapak pembangunan. "Kita telah kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa. Seorang pejuang setia, prajurit sejati, dan seorang negarawan terhormat," ujar SBY. Raut mukanya saat menyampaikan amanat terlihat sangat kehilangan. Mata presiden tampak berkaca-kaca dan suaranya bergetar.

Rangkaian prosesi pemakaman ditutup dengan doa. Jawa Pos yang berdiri di samping tim dokter kepresidenan (tiga meter di sebelah kiri presiden) melihat para dokter menitikkan air mata. Dokter Mardjo Soebiandono dan dr Djoko Rahardjo yang berjas hitam dan mengenakan pin kuning dokter kepresidenan mengangkat dua tangan mengamini.

Rombongan perwira tinggi TNI yang berada satu meter di belakang presiden juga tampak khusyuk. Sekjen Departemen Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin tertunduk dan terpejam. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen menangkupkan dua telapak tangannya.

Usai doa, SBY mengawali memberi ucapan belasungkawa. Aktivitas itu diikuti Kalla, panglima TNI, para kepala staf, dan para menteri. Setelah itu, SBY meninggalkan lokasi.

Keluarga memberi kesempatan kepada kerabat dan kenalan untuk masuk area cungkup makam. Makam Soeharto dikelilingi pintu gebyok setinggi tiga meter dan dijaga ketat prajurit Kopassus. Keluarga inti memakai pin kuning emas di dada kanan. Hampir semua mengenakan baju dengan motif hitam-hitam. Saat menerima ucapan, ekspresi anak-anak Soeharto bermacam-macam.

Para pelayat yang tidak dikenal keluarga diperkenankan masuk secara bergiliran selama empat puluh menit. Macam-macam yang dilakukan warga di depan pusara Soeharto. Ada yang berfoto dengan kamera handphone. Ada yang bersimpuh dan mengambil posisi sungkem (menyembah). Kaum ibu rata-rata berebut bunga melati dan mawar yang mengharumkan ruangan. Jawa Pos menyaksikan seorang ibu mengambil satu keranjang bunga dan memasukkan ke tas jinjing besar yang dibawanya.

Suasana sempat tidak tertib karena mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad hendak masuk. Mahathir memang datang setelah jasad Soeharto dikebumikan (sekitar pukul 13.10). Masyarakat yang sedang antre terpaksa mengalah.

Mahathir sempat memeluk Bambang. Di depan pusara sahabatnya, Mahathir terpejam dan berdoa. Lalu Mahathir menunggu dengan duduk di luar cungkup sekitar 15 menit. "Kehilangan yang besar sekali," komentarnya saat ditanya Jawa Pos. Dua tamtama Kopassus dengan sigap mengamankan Mahathir dan mengantarkannya turun.

Tommy Soeharto pulang lebih dulu. Menggandeng putranya, Tommy yang keluar lewat pintu timur cungkup sempat masuk lagi lewat pintu barat. Alasannya, sepatunya dilepas di sisi barat. "Terima kasih, terima kasih," katanya ketika disalami para pelayat yang mengucapkan belasungkawa.

Saat ditanya Jawa Pos, Tommy hanya menoleh dan tidak menjawab. Dengan isyarat Tommy menunjuk ke dalam cungkup, lalu meninggalkan lokasi dengan dikawal prajurit Kopassus.

Pukul 14.05 seluruh keluarga Cendana bersiap meninggalkan cungkup. Mbak Tutut berada di posisi terdepan, disusul putra-putri yang lain. Mereka dipagar betis oleh prajurit Kopassus. Artis Donny Kesuma yang berbaju koko warna biru dan berpeci berinisiatif membuka jalan. "Tolong buka jalan, tolong Bu," katanya.

Acara yang dihadiri ribuan pelayat itu secara resmi berakhir pukul 13.50. Tapi, kerabat dan putra-putrinya baru meninggalkan lokasi pukul 14.10. Lima menit setelah mobil keluarga meninggalkan Giribangun, hujan turun sangat deras.

Tadi malam sebagian putri-putri Soeharto bermalam dan menggelar tahlilan di Dalem Kalitan. Sedangkan Tommy dan cucu Soeharto Ari Sigit langsung pulang ke Cendana. Kerabat dan tim rumah tangga Cendana sebagian menginap di Hotel Lor Inn Solo. "Saya ke Jakarta, putra-putra juga akan menyusul ke sana," kata Ari.

Secara terpisah, Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Soenarko mengatakan, prajuritnya masih akan bersiaga di Giribangun. "Nanti berkoordinasi dengan Korem setempat," ujarnya.

Informasi dari seorang prajurit Kopassus yang enggan disebut identitasnya, korps elite Angkatan Darat itu diperintahkan berjaga 24 jam hingga tujuh hari mendatang.

Dari pengamatan Jawa Pos selama prosesi berlangsung, peran Kopassus sangat dominan. Mulai screening tamu, pengamanan ring satu dalam cungkup, hingga pengawalan keluarga Cendana.

Apakah Soeharto diistimewakan? Soenarko menjawab diplomatis. "Kopassus menjalankan perintah pimpinan sesempurna mungkin. Kami ini prajurit, pantang menolak perintah," tegasnya. (rdl/noe/radarsolo/tof)

Baru kali ini gua tau ada makam yang dijaga empe 7 hari, apa maksudnya yach???:-/ :-o

KOPASSUS BEBASKAN SANDRA DI MANADO

Kopassus bebaskan sandera di Manado
Kamis, 12 Februari 2009 13:04 WIB

Sat-81 Kopassus melaksanakan Latihan Penanggulangan Teror Tri Matra II TNI TA 2008 bersama-sama dengan satuan penanggulangan teror lainnya, Den Jaka (AL) dan Den Bravo (AU) di Menado. Latihan gabungan Tri Matra ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan masyarakat Sulawesi Utara, Pemda, Kepolisian serta seluruh jajaran satuan kewilayahan TNI baik AD, AL dan AU. Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan pengamanan VVIP bagi para kepala negara asing yang akan hadir pada pertemuan WOC (World Ocean Confference) yang rencanannya akan dilaksanakan pada tanggal 11 s/d 15 Mei 2009 mendatang.
Latihan pembebasan sandera dilaksanakan oleh satu Tim Prajurit Sat-81 Kopassus di Hotel Peninsula didukung Satuan Penerbad TNI AD dan anjing pelacak Sat-81 Kopassus. Pembebasan sandera di Kapal laut dilaksanakan oleh 1 Tim Den Jaka di Teluk Manado di dekat MCC (Manado Convention Center) didukung oleh KRI. Dr Soeharso, Kapal Selam dan Helly TNI AL. Sedangkan pembebasan Sandera di Pesawat VVIp dilaksanakan oleh 1 Tim Den Bravo 90 didukung pesawat Herculles C-130, Helly TNI AU di Bandara Sam Ratulangi. Satuan yang masing-masing dilengkapi dengan perlengkapan khusus ini, secara serentak melaksanakan serbuan disasaran masing-masing dengan di awali infiltrasi lewat darat, laut dan udara pada 10 Februari 2009 pukul 06.00 WITA.

AKIBAT BRIMOB KOPASSUS BAKU TEMBAK

Akibat Brimob Kopassus Baku Tembak Pangdam Dan Kapolda Maluku Ditarik

Akibat terjadinya baku tembak antara anggota Brimob dan Kopassus di Ambon, Menko Polkam mengisyaratkan Pangdam dan Kapolda Maluku ditarik ke Jakarta.
"Saya minta di setiap simpul, kalau memang pengendalian tidak efektif, tidak kompak satu sama lain, berkoordinasi juga susah, buat apa dipertahankan," ujar Yudhono dengan nada tinggi, saat dicegat wartawan di kantornya, di Jakarta, Rabu (15/5).

Hal itu diungkapkan Menko Polkam menjawab wartawan mengenai sikapnya terhadap peristiwa baku tempak anggota Brimob dan anggo ta Kopassus di Ambon Selasa (14/5) menyebabkan dua orang anggota Brimob dan dua orang anggota Kopassus menderita luka tembak.
Anggota dari dua satuan elit masing-masing Brimob dari Polri dan Kopassus dari TNI-AD yang baku tembak itu mengakibatkan Wak il Komandan Batalion Brimob Resimen I AKBP Eddy Sudaryo dan anggota Satpolair Polda Maluku Bripka Abre Kakisina luka-luka terkena tembakan. Korban dari Kopassus Praka Made Inpres dan Lettu Inf Rori Sitorus juga luka serius.

Menko Polkam Yudhoyono juga mengungkapkan, dirinya sering mendapat laporan mengenai buruknya kekompakan aparat di lapangan. Untuk itu dia berharap, jajaran TNI/Polri segera melakukan perbaikan. Hal ini lanjut Yudhoyono, sangat membutuhkan atensi yang tinggi dari semua pihak.
"Saya sering mendapat laporan kekompakan, efektifitas komando dan pengendalian mereka di lapangan masih belum baik. Saya ber harap, yang memiliki tanggung jawab dalam hal ini jajaran TNI dan Kepolisian pada level di daerah, bisa melakukan perbaikan dengan atensi yang sungguh-sungguh," ujar Yudhoyono.
Yudhoyono menyebut peristiwa ini sangat memalukan. Dia meminta Panglima TNI Laksamana Widodo AS dan Kapolri Jenderal DaI B ahctiar menjelaskan hal ini secara transparan. Hal ini penting agar berita mengenai hal ini tidak simpang siur.
"Saya melalui Panglima TNI dan Kapolri, meminta organisasi menjelaskan kepada publik tanpa ditutupi siapa yang harus bertang gung jawab," tukas Yudhoyono.
Peristiwa Baku Tembak
Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar membenarkan peristiwa itu, namun dia membantah, peristiwa baku tembak di Maluku pada Seni n malam lalu bukan lah ribut-ribut antar-pasukan. Tapi hanya ribut-ribut kecil antar-pelaksana di lapangan, demikian Kapolri di Jaka rta, Rabu.
Berdasarkan laporan Polda Maluku, Kabidpenum Mabes Polri Kombes Pol Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta menjelaskan, peristiwa cukup memalukan itu terjadi pada Senin (13/5) malam menjelang Selasa (14/5) dinihari. Kala itu, tim gabungan Intel dan Reserse Polda
Maluku hendak menanyai dan menahan Berty Loputty karena dicurigai terlibat peristiwa kerusuhan terakhir di Ambon yaitu kerusuhan du a desa, Desa Parto dan Desa Haria.
Kecurigaan ini diperkuat keterangan Yunus, seorang preman di Kudamati yang lebih awal ditangkap dan dimintai keterangan. Sel ain itu, Berty juga dituduh sering melakukan pemalakan di Kudamati dan mengancam dua anggota polisi yang rumahnya di daerah itu. Dia juga dicurigai memiliki senjata api organik.
Pada Senin pukul 10:00 WIT, para polisi itu mendatangi rumah Berty. Namun, saat itu Berty tidak ditemukan di rumahnya. Pukul 21:00 WIT, tim gabungan kembali ke sana tapi tak menemukan Berty. Diperoleh informasi Berty ada di rumah Paulus.
Tim gabungan itu lantas pergi ke rumah Paulus. Di sana, mereka mendapati tengah nongkrong dua anggota Kopassus. Mereka adala h Wakil Danyon Lettu Inf Harri Sitorus dan Praka I Made Inpres.
Wadanyon Harri mengingatkan agar I Made tidak melakukan perlawanan pada anggota Polda. Dilaporkan juga, Kopassus itu mengaku tengah di rumah Paulus untuk memintai keterangan
Namun ketika polisi memintai surat tugas, Praka I Made Inpres malah menjawabnya dengan tembakan.
Versi lain menyebut, kasus tersebut berawal dari rencana penangkapan Berty Loupatty di sekitar kawasan Kudamati satu lokasi dengan kediaman Ketua Front Kedaulatan Maluku (FKM) Dr Alex Manuputty.
Dalam insiden tersebut dua anggota Kopassus yaitu Praka Made Inpres dan Lettu Inf Rori Sitorus sebelum dibawa ke Mapolda Mal uku, sekitar dua km dari Kudamati, dianiaya hingga Made Inpres harus dievakuasi ke Jakarta akibat mengalami luka serius.
Sitorus ketika ditemui di Rumah Sakit Dr.Latumeten (RST) Ambon mengaku saat kejadian dia bersama anak buahnya sempat mengata kan dirinya adalah anggota TNI bahkan mereka menyerahkan kartu identitas anggota, namun polisi tidak peduli dan tetap menganiaya. Hi ngga Rabu, Sitorus masih dirawat akibat memar di muka dan mulut. Demikian dikutip dari Antara.
Keterangan lain menyebutkan bentrokan terjadi saat anggota Brimob yang dibantu oleh Perintis Polda Maluku akan menangkap Ber ty Laupatty, pimpinan Gang Coker (cowok keren) di Kudamati.
Penyergapan itu dilakukan berdasarkan informasi, kelompok preman di bawah pimpinan Berty Loupatti tersebut bertanggung jawab atas beberapa kerusuhan, baik di kawasan Muslim maupun Kristen, selama dua tahun terakhir.
Ketika aparat berusaha menerobos masuk ke rumah Berty di kawasan Kudamati, tiba-tiba ada dua kali ledakan bom, kemudian disu sul baku tembak antara anggota Kopassus dengan anggota Brimob. Menurut informasi yang dihimpun, selama ini Berty memang dikenal deka t dengan kalangan Kopassus.
Berkenaan dengan koordinasi aparat keamanan di Maluku, Prasetyo mengatakan, meski ada kordinasi polisi tak harus melapor ke TNI untuk melakukan kegiatan karena pembagiannya sudah jelas dalam darurat sipil. "Jadi TNI yang menjalankan tugas-tugas keamanan, P olri yang menegakkan hukum," kata Prasetyo.
Tuntut Polda
Dipereoleh keterangan, Kodam XVI/Pattimura berencana menuntut Polda Maluku untuk menuntaskan kasus penganiayaan yang dilakuk an anggota polisi terhadap dua anggota Kopassus pada Selasa malam lalu.
Seorang sumber di Kodam Pattimura, Rabu, mengakui rencana tuntutan hukum tersebut, dan disebutkannya pihaknya telah menyusun laporan kronologis peristiwa sekaligus meminta pertimbangan dari pihak Kodam dan Pomdam setempat guna mengajukan tuntutan tersebut.
Satgas Sandiyudha Mayor Inf Imam Santoso membenarkan soal rencana tuntutan hukum untuk menuntaskan kasus tersebut. "Kami aka n minta pertanggungjawaban atas penganiayaan terhadap dua anggota kami," kata Imam seperti dikutip Antara. Ditambahkannya pihaknya m enjamin tidak akan ada anggota yang melakukan kegiatan di luar pengetahuannya sebagai komandan Satgas.
Panglima Komando Daerah Militer Pattimura Brigadir Jenderal TNI Mustopo saat dihubungi melalui telepon, Rabu menuturkan, kes atuan TNI yang bersiaga di wilayah tersebut berasal dari Kopassus, Komando Cadangan Strategis TNI AD, batalyon infanteri, dan bataly on artileri medan. Mereka menjalankan tiga tugas pokok yakni menghentikan konflik, men-sweeping senjata, dan membantu rekonsiliasi.
Pangdam Pattimura menganggap wajar jika masyarakat menghujat dan menyudutkan aparat. "Itu dinamika operasi," ujar dia.
Katanya, situasi kota Ambon kemarin relatif aman setelah baku tembak itu. Kendati demikian, aparat keamanan masih merazia se njata di sejumlah daerah yang dianggap rawan. Beberapa sasaran sweeping yaitu sepanjang jalan Pantai Losari dan Mardika dengan targe t senjata dan kartu tanda penduduk. Langkah itu bertujuan mempercepat pemulihan keamanan di Ambon. "Tapi, kegiatan perekonomian dan aktivitas kerja sudah berjalan seperti biasa," ujar

Pertanyakan Kopassus
Mabes Polri sendiri berencana akan mempertanyakan penugasan dua oknum Kopassus yang menembak anggota Polda Maluku saat berusaha menangkap salah satu preman Kudamati, Ambon, Berty Lopatty.
"Kami mempertanyakan penugasan dua oknum Kopassus itu," kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Pol Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta. Yang dimaksud mempertanyakan penugasan adalah karena dua anggota Kopassus itu mengaku tengah memintai keterangan Paulus, yang rumahnya dikunjungi Berty.
Polisi menangkap dua anggota Kopassus itu dengan barang bukti senjata api SS1. Kasus ini lantas diserahkan pada Pomdam Maluku. Sedang Berty yang dicari-cari, melarikan diri. Berty disebut-sebut memang dekat dengan kalangan Kopassus. Dia anggota preman Coker (cowok keren) Ambon.

TNI DAN POLRI JANGAN BENTROK LAGI

PRESIDEN : TNI DAN POLRI JANGAN BENTROK LAGI PDF Print
30-01-2009
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pimpinan TNI dan Polri untuk mengendalikan satuan-satuannya agar tidak terjadi lagi bentrokan antara aparat dua lembaga itu di lapangan. Pada acara pengarahan kepada peserta Rapat Pimpinan TNI dan rapat koordinasi Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, Presiden mengingatkan TNI dan Polri adalah abdi negara yang sama-sama mengemban tugas penting.


"Saya ingin ke depan pimpinan TNI dan Polri lebih bisa mengendalikan lagi satuan-satuannya di lapangan agar tidak terjadi gesekan-gesekan( bentrokan, red) ," kata Presiden.

Menurut Presiden, pemisahan TNI dan Polri yang tadinya berada dalam satu struktur komando dimaksudkan agar dua lembaga negara itu bisa menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan amanah konstitusi dan UU yang berlaku.

Meski demikian, Presiden mengingatkan, pemisahan itu bukan berarti tidak ada lagi koordinasi dan sinergi antara TNI dan Polri di lapangan untuk menjalankan tugasnya masing-masing.

"Apalagi sampai terjadi konflik atau benturan di lapangan," ujar Presiden.

Pada pengarahan kepada TNI dan Polri, Presiden menyampaikan penilaiannya terhadap kinerja dua lembaga tersebut selama 4,5 tahun terakhir.

Presiden menilai TNI dan Polri berhasil melaksanakan tugas-tugas konstitusionalnya dan meminta agar prestasi tersebut dipertahankan sambil memperbaiki berbagai kekurangan.

Presiden menyampaikan apresiasinya terhadap TNI yang berhasil menjaga kedaulatan dan keutuhan negara sesuai dengan amanah konstitusi.

"Dalam pelaksanaan tugas itu saya menilai TNI cakap, cepat, dan berhasil dalam tugas-tugas yang saudara laksanakan, baik itu tugas-tugas militer dan untuk peran-peran pertahanan," tuturnya.

Presiden berharap TNI terus melaksanakan program pembangunan kekuatan dan modernisasi persenjataan serta melangsungkan reformasi internal.

"Saya yakin apabila ketiga hal ini dilaksanakan, cita-cita TNI untuk menjadi tentara, profesional, modern, `capable`, dan dicintai rakyat akan terwujud," katanya.

Sedangkan untuk kinerja Polri, Presiden Yudhoyono menilai bahwa kepolisian pada prinsipnya telah mampu melaksanakan tugasnya.

Namun, Presiden mencatat ada tugas-tugas yang sangat berhasil dilaksanakan oleh kepolisian, dan ada juga yang tidak sepenuhnya berhasil.

Basmi preman

Presiden menilai saat ini kejahatan premanisme masih meresahkan masyarakat dan membuat ekonomi berbiaya tinggi.

Untuk itu, ia meminta agar Polri terus melakukan tindakan untuk membasmi premanisme yang kerap kali meresahkan masyarakat.

Presiden juga mencatat Polri belum sepenuhnya menang dalam memerangi kejahatan narkotika yang bersifat transnasional.

Meski menurut Presiden Polri telah berhasil menangani kasus pembalakan liar, namun Kepala Negara menilai kepolisian masih harus bekerja keras menangani kejahatan pencurian laut.

"Ke depan, `direction`(arahan, red) saya adalah pertahankan dan tingkatkan prestasi, dan perbaiki yang sebelumnya belum berhasil," ujar Presiden.

Pada acara pengarahan yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan Kapolri Jend Pol Bambang Hendarso Danuri serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Presiden juga berpesan agar TNI dan Polri saling berkoordinasi untuk menjamin keamanan dan ketertiban Pemilu 2009.

Presiden meminta TNI dan Polri agar tidak menganggap enteng penyelenggaraan Pemilu 2009 dan meminta kedua lembaga itu mengutamakan pendekatan persuasif guna menjaga keamanan dan ketertiban.

Rapim TNI dan rakor Polri yang telah berlangsung selama dua hari sejak 28 Januari 2009 membahas kesiapan dua lembaga negara itu menghadapi Pemilu 2009.

Selain itu juga dibahas evaluasi kinerja masing-masing lembaga pada 2008 serta target yang ingin dicapai pada 2009.

Rapat tersebut juga menegaskan netralitas TNI dan Polri untuk tidak menggunakan hak pilih mereka pada Pemilu 2009.

Menurut Kapolri Bambang Hendarso Danuri, setelah pembekalan dari Presiden Yudhoyono di Istana Negara, maka jajaran kapolda dan pangdam dari seluruh Indonesia akan bertemu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, guna berkoordinasi mengamankan Pemilu 2009.


Sumber : Antara

TNI AU Akan Cek Seluruh Radar Sukhoi

TNI AU Akan Cek Seluruh Radar Sukhoi

21 Feb 2009 05:45:20

Jakarta, (tvOne)

Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek seluruh sistem radar peringatan (Radar Warning System) pesawat Sukhoi SU-30MK2.

Ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Jumat, ia mengatakan, pihaknya akan mengecek segala kemungkinan menimpa pesawat Sukhoi yang sedang berlatih tersebut.

"Apa pun kemungkinannya akan kita cek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing yang me-"lock" pesawat tersebut," katanya, menambahkan.

Yushan mengemukakan, kerusakan atau `trouble` pada sistem radar pesawat mungkin saja terjadi baik di pesawat tempur buatan barat maupun timur. Jadi, meski pesawat tersebut sudah diuji coba dan hasilnya negatif, tetap ada kemungkinan saat latihan sistem tidak berjalan baik sebagaimana mestinya.

"Ini yang harus dan akan kita cek lebih teliti, tanpa mengabaikan kemungkinan adanya pihak asing yang me`lock` pesawat tersebut," tuturnya

Yushan mengemukakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandon Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI dan pihak TNI Angkatan Laut. Dari hasil koordinasi tersebut, tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan ijin terbang lintas di wilayah Indonesia.

Sedangkan dari TNI AL juga dikabarkan tidak ada ijin melintas dari kapal perang dari pihak lain. "Meski begitu, kita akan lakukan pengecekan pula dengan melakukan penyisiran dan kita sudah kerahkan pesawat intai Boeing dari Skadron Udara 5," ungkapnya.

TNI AU baru saja mendapat tiga pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari enam yang dipesan untuk melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya.

Tiga unit Sukhoi SU-30MK2 yang tiba di Indonesia akhir 2008 dan awal Januari 2009 itu, telah mengalami uji coba oleh pilot-pilot Rusia setelah dirakit di Skadron Teknik 044 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Dalam ujicoba selama satu jam tersebut, seluruh sistem ketiga pesawat masing-masing TS-3003, TS-3004 dan TS-3005, dinyatakan berjalan baik termasuk sistem radar peringatan.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, ketika dihubungi menjelaskan, di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU.

"Alarm missile lock" kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, tetapi kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang mengunci mereka dengan tembakan misil.

Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. "Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA," kata Putu.

Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. "Kami belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat kami. Kami telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat intai Boeing 737-400 yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-ap

PANGLIMA TNI : UTANG KPU SUDAH SELSAI

JAKARTA. Distribusi logistik Pemilu tahun 2004 lalu ternyata menyisakan persoalan antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ternyata, KPU masih mempunyai utang senilai Rp 600 juta.

TNI mengeluarkan dana sebesar itu untuk membantu distribusi logistik Pemilu 2004. Namun, kini KPU bisa bernapas lega lantaran TNI menyatakan persoalan utang piutang itu telah berakhir. "Masalah utang sudah selesai," ujar Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Jakarta, Selasa (24/2).

Sayangnya, Panglima menolak menjelaskan bagaimana proses penyelesaian utang piutang dengan KPU itu. "Pokoknya selesai, masa harus saya jelaskan mekanisme selesainya bagaimana," kata Panglima.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjend Sagom Tamboen, utang piutang antara KPU dan TNI telah diselesaikan antara setiap Komando utama dari masing-masing angkatan dengan Pemerintah Daerah yang menjadi tujuan distribusi logistik Pemilu saat itu.

Namun, setali tiga uang dengan Panglima, Sagom juga bungkam saat ditanya detail proses penyelesaian utang piutang itu. "Pokoknya sudah selesai," tuturnya.

Yang jelas, lanjut Panglima, TNI memang akan membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam proses distribusi logistik Pemilu 2009.
Tapi, TNI hanya melayani distribusi untuk daerah-daerah kritis yaitu secara geografis sulit dijangkau atau rawan konflik. "Kalau dekat seperti di Pulau Jawa kami tidak mau, hanya daerah-daerah kritis saja yang kami akan bantu," jelas Djoko.

Oleh karenanya,lanjut Djoko, saat ini TNI dan KPU tengah merancang sebuah nota kesepahaman alias memorandum of understanding guna menjabarkan peran masing-masing dan bentuk bantuan TNI terhadap KPU dalam kegiatan distribusi logistik Pemilu.

MoU itu juga sebagai pembelajaran bagi TNI untuk mencegah terulangnya kejadian pahit yang menimpa TNI saat distribusi Logistik Pemilu 2004 lalu.

Waktu itu, TNI terpaksa nombok hingga Rp 600 juta untuk membiayai distribus logistik Pemilu ke daerah terpencil seperti pedalaman Papua dan Maluku. "MoU dengan KPU perlu karena kami ingin kepastian untuk persiapan, TNI tidak hanya iya saja tanpa data yang rinci," tukas Djoko.

Hans Henricus B