Jumat, 27 Februari 2009

LATIHAN KOPASSUS DI AUSTRALIA

Latihan Kopassus di Australia

Apa Latar Belakangnya?

Wawancara Ranesi

26-10-2005

kopassus.jpgHarian Australia, Sydney Morning Herald melaporkan pasukan khusus Australia berencana melatih Kopassusnya Indonesia. Mayjen Syaiful Rizal bahkan sudah membenarkan bahwa latihan akan dimulai tahun depan. Menurut Rizal kerja sama ini menunjukkan bahwa Indonesia dan Australia mempunyai komitmen kuat untuk memberantas terorisme. Kami bertanya kepada Gerry van Klinken, pakar Australia pada Universitas Leiden, apa sebenarnya latar belakang ide melatih Kopassus.

Australia mau
Gerry van Klinken [GvK]: "Latihan bersama seperti itu sudah sering dilakukan di masa lalu. Tetapi karena keterlibatan Kopassus di dalam berbagai peristiwa pelanggaran hak-hak asasi manusia, terutama pada tahun 1998, reformasi di Indonesia, dan juga peristiwa pembumihangusan di Timor Timur tahun 1999, maka hubungan itu putus. Ini atas desakan kelompok-kelompok pro demokrasi, baik di Indonesia maupun di Australia. Sekarang mau dicoba lagi dengan dalih anti-terorisme."

Radio Nederland [RN]: "Juga dilaporkan bahwa pemerintah Australia masih harus menyetujui latihan dengan Kopassus. Jadi masih harus menunggu sampai mendapat lampu hijau ya, dari pemerintah Canberra?"

GvK: "Saya kira justru inisiatifnya datang dari pemerintah di Canberra. Barangkali Jakarta juga ada keinginan seperti itu. Tetapi pemerintah Australia kayaknya mau saja. Yang keberatan bukan pemerintah tapi di pihak-pihak pro demokrasi saya kira yang keberatan, baik di Indonesia maupun di Australia. Dan itu bisa disuarakan melalui berbagai lembaga, termasuk parlemen dan lain-lain."

Anti-teror
RN: "Dalam rangka apa latihan ini sebenarnya dilakukan menurut Anda?"

GvK: "Dua-duanya menggunakan bahasa anti-teror. Dan bahasa seperti itu yang juga semakin banyak terdengar di negara lain, di Amerika Serikat, di Eropa Barat juga begitu. Anti-teror sepertinya membenarkan peningkatan di dalam berbagai upaya pengamanan. Pasukan khusus dibayangkan memiliki peran di situ."

"Saya sendiri ragu. Pasukan khusus sebetulnya berguna di medan perang, di Irak atau di Afghanistan seperti itu. Tapi apakah dia berguna untuk mencegah terjadinya bom di dalam tempat minum di Bali?"

Ada agenda lain
RN: "Apakah tidak lebih baik melatih polisi daripada melatih Kopassus? Polisi kan yang selama ini menangani masalah terorisme?"

GvK: "Ya, dan polisi juga yang memiliki satuan anti-teror khusus untuk itu dan sedang dilatih untuk itu. Kemudian polisi juga sedang mengembangkan kemampuan intelijennya. Sepertinya itu yang lebih masuk akal."

"Karena itu saya kira banyak orang akan menduga bahwa justru latihan bersama ini, antara pasukan khusus Indonesia dengan Australia, ada agenda lainnya. Bukan hanya mencegah terjadinya lagi bom Bali III."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar